Setelah gagal pada kesempatan pertama, perjuangan Persib Bandung untuk kembali ke Divisi Utama dimulai pada April 1981. Seperti diceritakan dalam edisi sebelumnya, Persib sudah memastikan diri lolos ke tingkat interrayon Jawa Barat dan DKI Jakarta setelah menjadi juara Grup III rayon Jawa Barat. Bagaimana langkah selanjutnya?**
KENDATI sempat mempersembahkan gelar juara turnamen Piala Siliwangi III/1981 dan runner-up Piala Suratin 1982, posisi Marek Janota tetap “terpinggirkan”. Setelah meloloskan Persib ke tingkat nasional, awal Januari 1983, pelatih asal Polandia ini akhirnya resmi lengser.
Sebagai penggantinya, pengurus Persib menunjuk Risnandar Soendoro untuk melanjutkan tugas Marek menangani tim menghadapi Divisi I Nasional, mulai Maret 1983. Risnandar didampingi dua asistennya, Wowo Sunaryo dan Suhendar.
Sebelum Risnandar yang pensiun sebagai pemain di pengujung tahun 1979 –setelah sempat dipanggil lagi membela Persib di Divisi I 1979– Persib sudah melewati tingkat zona dan interzona. Di tingkat zona Jawa Barat/DKI, Persib tampil sebagai juara Grup II setelah menghajar Persitas Tasikmalaya 4-1 lewat dua gol Wolter Sulu, Yusuf Bachtiar, dan Adjat Sudradjat, serta menggunduli Perssi Sukabumi 5-0 melalui hattrick Wolter Sulu, Adjat Sudradjat, dan Djafar Sidik.
Selain Yusuf Bachtiar dari SMA Ragunan, nama baru lain yang bergabung dengan Persib di babak ini adalah Suryamin yang baru pulang membela PSSI Pratama (”Persib 86: Lahirnya Kembali Generasi Emas Persib”).
Persib akhirnya memastikan diri lolos ke tingkat nasional sebagai runner-up Grup 1 tingkat interzona, meski cuma mencatat sekali kemenangan atas Persiku Kudus 1-0 lewat gol tunggal Djafar Sidik, dan kalah 0-2 dari Persema Malang.
Tidak berubah
Menghadapi Kompetisi Divisi I tingkat nasional “16 Besar”, Risnandar tidak banyak melakukan perombakan tim. Ia tetap mengandalkan materi pemain muda hasil tempaan Marek yang tampil di Invitasi Antarperserikatan U-23 1981 dan Piala Suratin 1982.
Di babak “16 Besar” Divisi I Nasional, Persib tergabung di Grup B bersama Persedil Dili, Persisam Samarinda, dan PSSA Asahan. Bertanding di Stadion Siliwangi, Persib tampil perkasa dengan menghajar Persedil 4-1, Persisam 5-0, dan PSSA 2-0, sekaligus memastikan langkahnya ke babak “8 Besar” sebagai juara grup.
Sebagai juara grup, Persib kembali dipercaya menjadi salah satu tuan rumah babak “8 Besar”, selain PSIS. Menjamu Persikabo Kab. Bogor, PSBI Blitar, dan PSP Padang di Grup F, anak asuh Risnandar melanjutkan keperkasaannya. Persikabo dikalahkan dengan skor 2-0, PSBI dijinakkan 2-1, dan PSP ditundukkan dengan skor 2-0, untuk melaju ke babak semifinal yang akan digelar di Stadion Diponegoro Semarang, April 1983.
Dengan lolos ke semifinal, Persib secara otomatis sudah memastikan satu dari empat tiket promosi ke Divisi Utama lagi. Pasalnya, jika pada musim sebelumnya yang promosi cuma juara Divisi I saja, kali ini PSSI menambah menjadi 4 tim, karena ada keputusan menambah peserta Divisi Utama 1983, dari “6 Besar” menjadi “10 Besar”.
Namun, kegarangan Persib sirna di babak semifinal. Menghadapi tuan rumah PSIS, mereka rontok 0-3. Beruntung Persib masih bisa menyelamatkan peringkat ketiga usai menghajar PSP 5-1. Selain itu, salah seorang pemain mudanya, Adjat Sudradjat dinobatkan sebagai pencetak gol tersubur dengan koleksi 9 gol.
No comments:
Post a Comment